GBIA SEMARANG Headline Animator

omakase

IMAN

IMAN TIMBUL DARI PENDENGARAN, DAN PENDENGARAN AKAN FIRMAN ALLAH. TANPA IMAN YANG BENAR, MAKA MANUSIA AKAN MELAYANI ALLAH TANPA PENGERTIAN YANG BENAR. DAN HAL ITU SAMA SEKALI TIDAK MENYENANGKAN ALLAH (ROMA 10:1-3, 17)

Friday 20 February 2009

Apakah Perjanjian Lama Mengajarkan Konsep Tritunggal?

Ya, di dalam kitab Kejadian kita membaca Allah berfirman, “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita”

Ada banyak ayat serupa dengan 1 Yohanes 5:7 yang menyatakan, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman, dan Roh Kudus, dan ketiganya adalah satu.”

Di dalam Ulangan 6:4 kita membaca, “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu adalah Allah kita, Tuhan itu esa!” Sangat menarik ketika membaca ayat ini di dalam teks Ibrani sebab sebutan Allah di dalamnya adalah “Elohim” dan bentuknya adalah jamak.

Terjemahan literalnya, “Tuhan Allah (dalam bentuk jamak-Gods) kita adalah satu.” Kata “satu/esa” dalam bagian ini berasal dari bahasa Ibrani “echad.” Kata ini sangat menarik, karena kata “echad” berasal dari akar kata Ibrani “mempersatukan” atau “mengumpulkan bersama,” “sebuah kesatuan.” Kata ini juga digunakan dalam Kejadian 2:24, “...dan keduanya menjadi satu daging.” Yang bermakna mempersatukan.

J. Vernon McGee di dalam commentarynya mengenai kata Elohim (Volume 1, p.551) menuliskan, “Kata TUHAN diterjemahkan Yehova. Allah berasal dari kata Elohim dimana Elohim bentuknya jamak. Sehingga ayat ini dapat diterjemahkan, “Dengarlah, hai orang Israel: Yehova, Tritunggal kita adalah satu Yehova.” Firman ini diberikan kepada bangsa Israel untuk menyatakan kesatuan Allah kita. Yehova, Allah kita, adalah satu Yehova.

Chuck Missler dalam bukunya “The Creator Beyond Time and Space” menuliskan:
Kata yang digunakan dalam Kejadian 1:1 adalah “Elohim,” yang berasal dari kata “El.” Dalam konteks Kejadian 1:1, tidak diragukan lagi siapa yang menjadi pencipta. Di dalam bahasa Ibrani akhiran “im” menunjukkan bahwa kata ini bentuknya jamak. Oleh karena itu, “Elohim” adalah bentuk jamak dari “El.”

Sekarang, mari kita melihat beberapa ayat dalam PL yang menyatakan masalah tritunggal.

Kejadian 1:26 , “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

Kejadian 3:22, “Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.”

Kejadian 11:7, “Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.”

Mazmur 110:1, “Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku(ye: ‘Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.’”

Amsal 30:4, “Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!”

Yesaya 48:16 Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ." Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya.


Kata Pencipta dalam Pengkotbah 12:1?

Pengkotbah 12:1, “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!” Dalam teks Ibrani, kata “Pencipta” dalam bentuk plural. Kata Ibrani untuk Pencipta berasal dari kata “bara” yang berarti menciptakan sesuatu dari yang tidak ada.

Young's Literal Translation, 1898 mengatakan:
“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”

Bentuk jamak untuk kata pencipta juga muncul di Yesaya 54:5, dimana sang nabi menyatakan:
“Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.”

Dalam ayat ini kata “Dia yang menjadikan engkau–Maker (KJV)” adalah bentuk jamak dari kata “asa” yang berarti membentuk atau menjadikan.


Di dalam PB kita menemukan:

Roma 1:20 “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.”

Kolose 2:9, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,”

Yohanes 10:30 “Aku dan Bapa adalah satu.”

Dan Ketiganya adalah SATU

1 Yohanes 5:7, “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”


Yesus adalah Pribadi Kedua dari Tritunggal

Ada kelompok Yahudi yang menamakan dirinya “Messianic Jews,” menyatakan bahwa Yesus bukanlah Allah. Mereka tidak mengimani apa yang tercatat dalam kitab Injil. Firman Tuhan menyatakan Yesus adalah Allah. Yesus sendiri juga menyatakan diriNya Allah.

Yohanes 1:1-3, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”

Yohanes 1:10, “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.”

Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Yohanes 3:16-17, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Lukas 10:18-19, “Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.”

Yohanes 8:54-59, “Jawab Yesus: ‘Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.’ Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: ‘Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.’ Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.”

Orang Yahudi hendak melempar Yesus dengan batu karena mereka tidak mengerti apa yang diucapkanNya. Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Aku adalah–I am” yang kekal, diri Allah sendiri yang berkata kepada Musa dari semak duri yang menyala.


Ketika para pemimpin Yahudi menangkapNya di Taman Getsemani:
Yohanes 18:4-6, “ Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.”

Apakah Anda mau mengabaikan hal ini? Yesus berkata, “Akulah Dia” maka mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Betapa mengagumkan dan berkuasanya Yesus.

Setelah Yesus ditangkap, Dia menyatakan kepada imam besar bahwa Dialah Anak dari Yang Terpuji:
Markus 14:60-62, “Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.”

Sekarang Yesus duduk di sebelah kanan yang Mahatinggi:
Ibrani 1:1-3, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,”

Siapapun yang meragukan Keillahian Kristus dan mengaku dirinya Kristen maka dia sama sekali belum mengerti Injil. Alkitab dengan gamblang menyatakan Mesias adalah Allah yang Mahatinggi. Jika seseorang percaya Yesus adalah Mesias, maka dia juga harus percaya bahwa Yesus adalah Allah.

Yesaya 9:5, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Allah berfirman dalam Zakaria 12:10, “Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.”

Kesimpulan:

Kata tritunggal memang tidak ada di dalam Alkitab, tetapi konsep tritunggal ada dalam keseluruhan Alkitab. Yesus adalah Pribadi Illahi Kedua. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru jelas menyatakan hal ini. Jika kita membaca Alkitab kita dari Kejadian sampai Wahyu maka kita akan menemukan satu Pribadi Illahi yang disebut Allah Bapa. Kemudian jika kita membaca lagi Kejadian sampai Wahyu, kita akan menemukan Pribadi Illahi kedua yang disebut Allah Anak. Dan jika kita membaca Kejadian sampai Wahyu lagi, kita menemukan Pribadi Illahi ketiga yang disebut Roh Kudus. Dan Alkitab menyatakan bahwa ketiganya adalah satu.

Alkitab diinspirasikan untuk kita renungkan setiap hari. Ketika kita merenungkannya siang dan malam, maka kita akan semakin mengerti. Di dalam Alkitab kita akan menemukan setiap jawaban untuk segala pertanyaan dan keraguan kita.

No comments:

Post a Comment